SUNGAI Cidadap terbentang sepanjang 30 kilometer dari hulu di wilayah hutan Gunung Tambaga Ruyung sampai wilayah hilir di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat, kemudian tersambung dengan aliran Sungai Cisokan dari wilayah Sukanagara Kabupaten Cianjur.
Sungai ini melintasi tiga Kecamatan di Bandung Barat meliputi; Kecamatan Sindangkerta, Gununghalu dan Kecamatan Rongga.
Sungai Cidadap merupakan sumber kehidupan bagi warga di delapan desa yakni Mekarwangi, Gununghalu, Sirnajaya, Bunijaya, Sindangjaya, Cicadas, Cibedug dan Bojong.

-
Dari hasil pantauan dilapangan, kondisi Sungai Cidadap pada periode 5 tahun terakhir keadaannya cukup mengkhawatirkan, sangat jauh berbeda kondisinya dengan waktu kami kecil dulu.
Pada masa itu, Sungai Cidadap airnya jernih, bersih dan berlimpah. Namun kini airnya keruh serta banyak sampah hampir disetiap belokan sungai, terutama sampah rumah tangga. Kondisi ini sangat kentara terlihat di aliran Sungai Cidadap wilayah perkotaan padat penduduk Kecamatan Gununghalu.
Dulu, wilayah Gununghalu belum pernah ada cerita terjadi banjir bandang, 2 tahun lalu akhirnya Sungai Cidadap terjadi luapan air yang luar biasa besar hingga meredam daerah-daerah dataran rendah yang berada di hilirnya, sehingga menyebabkan kerusakan lahan sawah disepanjang aliran sungai.
Akibatnya kerugian yang cukup besar dialami masyarakat karena sawah dan lahan pertanian mereka gagal panen. Kejadian meluapnya Sungai Cidadap terulang kembali di bulan November 2021, dan ini sudah tiga kali berturut-turut Sungai Cidadap meluap dengan siklus per 2 tahun sejak tahun 2017 dan puncaknya
terjadi pada tahun 2019.
Tumpukan sampah sangat mudah dijumpai disepanjang aliran Sungai Cidadap, ditambah keberadaan beberapa pabrik pengolahan tepung (pabrik aci) disempadan bantaran sungai serta pabrik tahu di bagian hulu.
Limbah hasil sisa pengolahan dari pabrik-pabrik tersebut, dibuang langsung ke aliran Sungai Cidadap, hal ini menambah rumit dan kompleks permasalahan. Dan hingga kini belum banyak upaya serius yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Kesadaran dan kepedulian warga biasanya hanya menjadi argumen pada setiap diskusi tentang wacana, bagaimana usaha konservasi pelestarian Sungai Cidadap, namun tak pernah menjadi gerakan yang masif dan berkelanjutan.
Sementara Pemerintah pun nampaknya enggan untuk berpeluh dan mengotori tangannya menata wilayah daerah aliran sungai dan bantarannya, serta membersihkan tumpukan sampahnya.
Berbagai forum dan aturan perundangan telah digagas, namun tak satupun yang bisa dipastikan keberhasilan pelaksanaannya.
Nuansa kerusakan dan ketidakpedulian di Das S. Cidadap selalu terjadi di sepanjang alirannya. Tak hanya DAS Hilir S. Cidadap yang mengalaminya, DAS hulu S. Cidadap pun sekarang sudah sangat mengkhwatirkan, dengan penampakan vegetasi hutan di bagian hulu yang secara sporadis banyak beralih fungsi menjadi lahan budidaya sayuran dan perkebunan maupun tanaman sereh wangi.
Kondisi Sungai Cidadap yang makin memburuk akibat pencemaran, akan mengancam keberadaan obyek destinasi wisata Curug Malela yang digadang-gadang menjadi salah satu Ikon Kabupaten Bandung Barat serta kebanggaan Masyarakat Wilayah Selatan Bandung Barat, hal tersebut tidak akan terwujud tanpa dibarengi kepedulian seluruh pihak secara serius.
Kerusakan hulu Sungai Cidadap tak hanya mengancam kebutuhan air bagi penduduk di tiga Kecamatan di Bandung Barat meliputi; Kecamatan Sindangkerta, Gununghalu dan Kecamatan Rongga.
Rencana operasional Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) mega proyek Upper Cisokan yang merupakan proyek strategi nasional (PSN) di Wilayah Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat dan Wilayah Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur Jawa Barat.
Ancaman serius akan dihadapi oleh operator PLTA Upper Cisokan dimasa yang akan datang. Unit Pembangkitan PLTA Upper Cisokan akan merasakan dampak akibat kerusakan Sungai Cidadap seiring meningkatnya laju sedimentasi, sampah maupun pencemaran kualitas air.
PLTA Upper Cisokan akan menggunakan suplai air Sungai Cidadap sebagai energi primer penggerak turbin air. Dampak kerusakan Sungai Cidadap yang sudah terlihat dilapangan adalah percepatan sedimentasi pada DAS S. Cidadap dan menurunnya drastis debit air S. Cidadap apabila musim kemarau mulai datang.
Sementara saat ini, ditambah kebiasaan masyarakat disekitar DAS Sungai Cidadap yang membuang sampah sembarangan dan menjadikan Sungai Cidadap sebagai tempat pembuangan akhir sampah menambah permasalahan serius bagi kerusakan Sungai Cidadap.
Kualitas air Sungai Cidadap dari waktu ke waktu mengalami degradasi kualitas, ini akan menjadi permasalahan yang akan mengganggu peralatan PLTA Upper Cisokan, buruknya kualitas air Sungai Cidadap menyebabkan peralatan PLTA mengalami korosi terutama mesin yang berbahan metal. Akibatnya, pemeliharaan harus ditingkatkan yang artinya selain menguras biaya dan waktu juga berdampak pada kapasitas produksi.
Dampak yang akan terasa akibat kerusakan Sungai Cidadap terhadap operasional PLTA Cisokan adalah akan berkurangnya supply air bagi kelangsungan operasional PLTA Upper Cisokan, selain itu akan berkurangnya usia kerja sistem penggerak turbin akibat kondisi air yang sudah tercampur polutan yang bersifat korosif. Akibat adanya kandungan polutan H2S, Efeknya dapat mengurangi umur mesin karena mengandung asam.
PLTA Upper Cisokan akan datang sebagai pembangkit energi terbarukan akan semakin menempati posisi strategis di masa depan seiring dengan berkurangnya bahan bakar fosil. Sustainability PLTA Upper Cisokan dan suplai energi primer akan datang selayaknya mulai menjadi perhatian banyak kalangan. Ditulis Oleh : Agus Hermawan, Ketua Forum Jaringan Aspirasi Warga Penggiat Daerah (Jawadah) Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat